RadarBuleleng.id – DPR RI mendesak Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) menambah guru dengan kualifikasi pendidikan luar biasa.
Guru tersebut bisa ditempatkan di gugus-gugus inti tingkat sekolah dasar. Maupun Ditempatkan di lembaga SMP.
Dengan penempatan guru luar biasa, harapannya guru-guru tersebut dapat membantu para siswa inklusi mendapat pendidikan.
Hal itu disampaikan Anggota Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Ellen Esther Pelealu saat melakukan kunjungan kerja ke Bali.
Esther menyoroti soal siswa SMP di Buleleng yang belum bisa membaca. Ia meyakini masalah itu merupakan gunung es pendidikan di Indonesia.
“Sekarang mungkin ada di Buleleng. Tapi bukan berarti di daerah lain tidak ada. Kami akan jemput bola untuk mengetahui masalah yang terjadi,” kata Esther.
Bila melihat data, dari 354 orang yang mengikuti tes IQ, ada 298 orang yang mengalami disabilitas intelektual. Baik disabilitas ringan, sedang, berat, hingga borderline.
“Memang idealnya siswa ini diarahkan ke SLB. Supaya anak lebih cepat menangkap pelajaran,” ujarnya.
Ia pun memahami berbagai kendala yang dihadapi. Mulai dari masalah jarak tempat tinggal, ketersediaan SLB, dan masalah stigma.
Untuk itu, ia menganjurkan agar Kementerian Dikdasmen melakukan pemetaan dan menerjunkan tenaga pendidik yang kompeten.
“Tinggal dipetakan. Misalnya satu kecamatan dikumpulkan ada berapa siswa yang mengalami disabilitas intelektual.
Kemudian terjunkan guru yang memang punya kompetensi untuk mengajar anak-anak kita. Itu bisa jadi solusi jangka pendek,” ujarnya.
Sementara solusi jangka panjang, pemerintah harus mengangkat guru-guru pendidikan luar biasa. Guru itu bisa ditempatkan pada sekolah dasar yang berstatus gugus inti.
“Jadi belajarnya jangan digabung. Biasanya guru itu sudah tahu siswa yang mengalami keterbelakangan,” imbuh Esther.